
Angka TB di Indonesia Tinggi? Lindungi Anak dengan Imunisasi BCG
Deyo Alfa Christian
01 Augustus 2025
TB atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa menyerang organ tubuh lainnya seperti tulang, otak, dan kelenjar getah bening. TB biasanya ditandai dengan gejala batuk yang terus-menerus, demam, berkeringat di malam hari, nafsu makan menurut, dan cepat lelah.
Pada 2024 Indonesia memiliki 1.060.000 kasus TB. Setiap tahunnya, setidaknya 2000 anak terjangkit TB. Indonesia merupakan penyumbang kasus TB terbanyak kedua di dunia setelah India.
Di tengah tingginya kasus TB di Indonesia, bagaimana bisa melindungi anak kita dari TB? Jangan khawatir, karena tersedia vaksin TB untuk anak, yaitu imunisasi BCG.
Apa itu Imunisasi BCG?
Imunisasi BCG berfungsi mencegah penyakit TB dan dampak kesehatan yang disebabkan oleh TB seperti meningitis. Imunisasi ini biasanya diberikan saat anak baru lahir hingga usia 1 bulan. Imunisasi BCG aman diberikan untuk kebanyakan bayi, termasuk bayi yang memiliki alergi terhadap penisilin, lateks, kacang-kacangan, telur dan produk susu.
Imunisasi BCG efektif mencegah TB berat, seperti meningitis pada anak sebesar 85%. Jika diberikan saat bayi baru lahir, vaksin BCG efektif mencegah kasus TB sebanyak 90%. Efektivitas vaksin ini cenderung menurun jika diberikan kepada anak yang lebih tua, sehingga imunisasi BCG direkomendasikan untuk diberikan maksimal hingga anak berusia 11 bulan, dengan catatan dilakukan tes Mantoux terlebih dahulu untuk memastikan keberadaan bakteri penyebab TB dalam tubuh. Jika negatif maka anak bisa diberikan imunisasi.
Apakah ada efek samping imunisasi BCG?
Imunisasi BCG umumnya aman untuk digunakan, meskipun tetap dapat menimbulkan sejumlah efek samping ringan hingga sedang. Namun jangan khawatir bila ada efek samping seperti di bawah ini
- Reaksi lokal berupa kemerahan, pembengkakan, atau nyeri di area suntikan, umumnya mereda dalam 1-3 hari. Anda dapat mengompres area yang bengkak dengan kain bersih yang dibasahi air dingin guna mengurangi rasa nyeri. Jangan mengoleskan salep atau obat apa pun, kecuali atas anjuran dokter.
- Muncul ulkus kecil atau abses. Kondisi ini biasanya membaik dalam 2–5 bulan.
- Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis) di daerah ketiak atau leher, umumnya akan membaik tanpa intervensi. Bila tak kunjung membaik, konsultasikan pada dokter.
- Demam rendah dan rasa lemas juga bisa terjadi dalam 24–48 jam setelah penyuntikan.
Meski demikian apabila anda masih memiliki kekhawatiran, maka perlu mengkomunikasikan hal tersebut dengan tenaga kesehatan.
Masih mau tau lebih banyak informasi seputar imunisasi dan tumbuh kembang anak? Konsultasi gratis dengan ahlinya di WhatsApp Keluarga Berimun! Hubungi nomor 0821 4274 9707 atau klik link di bawah ini:
Konsultasi gratis dengan Keluarga Berimun
Referensi
- 1. WHO
- 2. PPTI (2024)
- 3. Bhinuri Darmawanti (2022)
- 4. Siloam Hospitals Medical Team (2024)
- 5. RS Advent (2024)