
Apa Itu Hepatitis B? Apakah Imunisasi Hb0 Bisa Mencegah Penyakit Ini?
Dewi Wardha Imania
02 September 2025
Apakah kalian pernah mendengar istilah penyakit kuning? Penyakit hepatitis? Ya, penyakit kuning merupakan istilah yang familiar untuk penyakit hepatitis karena gejala yang biasanya muncul, yaitu kulit/mata berubah warna menjadi kekuningan. Apakah penyakit ini dapat dicegah sejak usia bayi? Tentu bisa. Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!
Hepatitis B
Penyakit Hepatitis B terjadi ketika organ hati terinfeksi oleh virus Hepatitis B (HBV). Meski dikenal dengan istilah penyakit kuning, penyakit hepatitis B juga bisa terjadi tanpa ada gejala. Apabila dibiarkan, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan hati hingga kanker hati.
Bagaimana penyakit ini bisa menular? Salah satunya yaitu melalui ibu ke bayi saat proses melahirkan. Selain itu, kontak langsung dengan lingkungan sekitar juga bisa menyebabkan penularan Hepatitis B. Sehingga penting dibentuk proses pertahanan diri segera setelah bayi lahir melalui pemberian imunisasi, yakni imunisasi Hb0.
Seberapa Penting Imunisasi Hb0 diberikan Saat Bayi Lahir?
Imunisasi Hb0 wajib diberikan kepada semua bayi saat lahir. Infeksi yang terjadi saat bayi atau anak-anak memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi penyakit kronis dibandingkan infeksi yang terjadi di usia dewasa.
Oleh karena itu, pemerintah telah membuat program pencegahan penularan Hepatitis B dengan memberikan dosis pertama segera setelah bayi lahir dalam waktu 24 jam. Selain pemberian imunisasi Hb0, bayi juga perlu mendapatkan perlindungan melalui imunisasi DPT-HB-Hib yang diberikan saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan, serta dosis booster/lanjutan diberikan mulai usia 18 bulan.
Imunisasi Hepatitis B Terbukti Aman, Efektif, dan Terjangkau
Imunisasi Hepatitis B menjadi salah satu vaksin yang paling aman dan efektif karena telah mendapat pengawasan ketat selama proses penelitian hingga proses produksi dan telah diuji keamanannya oleh Badan POM dan Kementerian Kesehatan sebelum diedarkan melalui puskesmas dan posyandu. Imunisasi ini memberikan perlindungan jangka panjang dari penyakit organ hati kronis dan akut. Uji klinis membuktikan bahwa pemberian imunisasi Hepatitis B 24 jam setelah dilahirkan ditambah dengan beberapa dosis lanjutan melalui pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, dapat mencegah infeksi HBV dan mendorong kekebalan tubuh untuk melawan virus ini. Bahkan ketika bayi terpapar virus dari ibunya saat melahirkan, imunisasi Hepatitis B dapat mencegah infeksi HBV yang lebih luas.
Lalu Bagaimana Efek Sampingnya?
Efek samping yang mungkin terjadi biasanya bersifat ringan, seperti iritasi dan demam ringan, atau nyeri di lokasi penyuntikan. Efek samping ini dapat muncul sehari setelah imunisasi dan berlangsung 1-3 hari. Sedangkan reaksi alergi jarang sekali terjadi.
Bayiku Kecil, Apakah Tetap Boleh diimunisasi Hepatitis B?
Tidak jarang orang tua memiliki kekhawatiran tertentu dalam imunisasi Hepatitis B karena riwayat kesehatan atau status pertumbuhan anaknya yang tergolong kecil. Imunisasi Hepatitis B dapat diberikan kepada anak meski memiliki riwayat lahir prematur, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan syarat hasil pemeriksaan HbsAg ibu negatif, maka imunisasi Hb0 dapat diberikan setelah berat badan bayi mencapai 2 kg atau pada saat usia bayi 1 bulan. Bila hasil pemeriksaan HbsAg ibu positif yang berarti bahwa ibu terdeteksi terinfeksi Hepatitis B, maka pemberian imunisasi Hb0 harus diberikan segera setelah persalinan.
Setiap anak dengan kelahiran prematur atau BBLR memiliki karakteristik yang unik, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter terkait dalam pemberian imunisasi ini. Juga penting bagi orang tua untuk menyampaikan kondisi anak kepada tenaga kesehatan yang bertugas ketika akan mendapatkan layanan imunisasi ya, supaya pelayanan yang didapatkan tepat dan sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak!
Masih mau tau lebih banyak informasi seputar imunisasi dan tumbuh kembang anak? Konsultasi gratis dengan ahlinya di WhatsApp Keluarga Berimun! Hubungi nomor 0821 4274 9707 atau klik link di bawah ini:
Konsultasi gratis dengan Keluarga Berimun
Referensi
- 1. Kementerian Kesehatan RI (2020)
- 2. CDC
- 3. WHO
- 4. WHO
- 5. Kementerian Kesehatan RI (2024)