
Khawatir Anak Demam Setelah Imunisasi DPT? Ketahui Info Lengkapnya!
Nadya Putri Febriansyah
07 Juli 2025
Apakah demam setelah imunisasi DPT adalah hal yang umum? Kenapa anak bisa demam setelah imunisasi DPT? Bagaimana cara mengatasinya?
Demam yang muncul setelah imunisasi mungkin menimbulkan kekhawatiran dan banyak pertanyaan. Tidak perlu khawatir, sebab demam ringan setelah imunisasi DPT adalah respons tubuh anak yang normal.
Baca juga: Bagaimana Kalau Anak Saya Sakit Demam Setelah Imunisasi?
Apa itu imunisasi DPT?
Imunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit difteri (infeksi bakteri parah pada hidung dan tenggorokan), pertusis (batuk keras 100 hari yang susah sembuh), dan tetanus (infeksi bakteri yang mengancam sistem saraf). Imunisasi DPT biasanya disebut juga sebagai imunisasi DPT-HB-Hib (pentavalen/pentabio) atau imunisasi combo, karena diberikan bersamaan dengan imunisasi Hb dan Hib yang melindungi anak dari penyakit hepatitis B.
Imunisasi DPT ada berapa kali?
Imunisasi DPT diberikan sebanyak tiga kali pada usia dua, tiga, dan empat bulan, lalu dilengkapi dengan imunisasi lanjutan pada usia 18 bulan. Imunisasi DPT lanjutan adalah dosis imunisasi booster yang diberikan untuk meningkatkan kembali perlindungan anak dari penyakit.
Efek samping pemberian imunisasi DPT adalah?
Imunisasi DPT-HB-Hib disuntikkan di lengan atas anak. Pada beberapa kasus, biasanya akan muncul beberapa efek samping setelah anak disuntik seperti:
- Demam
- Nyeri
- Bengkak di tempat suntikan
- Rewel
Namun, Anda tidak perlu khawatir karena efek samping ini adalah respons normal tubuh terhadap vaksin, dan efeknya hanya sementara. Setelah istirahat beberapa hari, kondisi anak akan kembali normal, dan pertahanan tubuhnya terhadap penyakit akan jadi lebih kuat.
Masih mau tau lebih banyak informasi seputar imunisasi dan tumbuh kembang anak? Konsultasi gratis dengan ahlinya di WhatsApp Keluarga Berimun! Hubungi nomor 0821 4274 9707 atau klik link di bawah ini:
Referensi
- 1. Kementerian Kesehatan (2024)
- 2. Kementerian Kesehatan (2024)
- 3. UNICEF (2023)