
Pentingnya ‘Imunisasi Kejar’, Apa sih yang Dikejar?
Yovi Arista
04 Juni 2025
Imunisasi kejar penting untuk melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah imunisasi. Jika ada jadwal imunisasi yang terlewat, imunisasi kejar menjadi solusi agar anak tetap terlindungi dari risiko komplikasi penyakit.
Sampai Umur Berapa Imunisasi Kejar Dilakukan?
Jika jadwal imunisasi terlewat, bukan berarti anak tidak bisa lagi mendapatkan imunisasi. Pedoman imunisasi WHO dan Kementerian Kesehatan RI menyebutkan sasaran prioritas imunisasi kejar adalah bayi, balita dan anak usia sekolah dasar (usia kelas 6 SD/sederajat) disesuaikan berdasarkan jenis imunisasinya.
Imunisasi kejar dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian beberapa jenis imunisasi lainnya atau imunisasi rutin. Artinya, anak bisa mendapat imunisasi ilebih dari satu kali dalam satu waktu, tetapi bisa pula diberikan di waktu terpisah sesuai anjuran dokter.
Jenis-jenis Imunisasi Kejar dan Kriteria Pemberiannya
Berikut adalah aturan umum pemberian imunisasi kejar berdasarkan jenisnya:
1. Hepatitis B (dosis bayi baru lahir/Hb0)
Imunisasi yang diberikan pada bayi baru lahir pada jangka waktu 24 jam pasca kelahiran untuk mencegah penyakit infeksi hati/liver. Bila saat bayi baru lahir belum mendapatkan imunisasi Hb0, maka anak harus dipastikan untuk mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
2. BCG (Tuberkulosis)
Imunisasi yang diberikan pada bayi usia baru lahir hingga 1 bulan untuk mencegah tuberkulosis. Jika terlewat saat bayi, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan tes Mantoux (tes tuberculin) lebih dulu untuk mengetahui apakah bayi pernah terpapar bakteri tuberkulosis. Bila hasil pemeriksaan adalah negatif, maka imunisasi BCG dapat diberikan hingga usia 11 bulan.
3. OPV (Polio tetes)
Imunisasi polio yang diberikan secara tetes. Dosisnya 4 kali dari bayi usia 1, 2 , dan 3 bulan , dengan jeda minimal 4 minggu antar dosis. Bila anak belum pernah mendapatkan atau terlambat mendapatkan imunisasi polio tetes tepat waktu, maka dapat dikejar hingga usia 59 bulan.
4. IPV (Polio suntik)
Imunisasi polio suntik diberikan 2 dosis saat usia 4 bulan dan 9 bulan. Apabila terlambat atau anak belum pernah mendapatkan imunisasi polio suntik, maka pemberian imunisasi ini dapat dilakukan sampai anak berusia < 59 bulan.
5. DPT-HB-Hib
Imunisasi kombinasi untuk mencegah lima jenis penyakit dalam satu jenis imunisasi yaitu penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan meningitis yang disebabkan oleh virus Haemophilus influenza tipe B. Pada bayi, diberikan 3 dosis dengan jeda minimal 4 minggu pada usia dua, tiga, dan empat bulan. Agar perlindungan lebih optimal, imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib diberikan pada usia 18 bulan. Anak-anak dibawah usia 59 bulan, bila belum pernah atau terlambat mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib, maka pemberian imunisasi kejar dilakukan dengan mengikuti aturan pemberian sebagai berikut:
1. Untuk anak usia 9 - 12 bulan:
- Pemberian dosis pertama dan kedua, berjarak 4 minggu
- Pemberian dosis kedua dan ketiga, berjarak 4 minggu
- Pemberian dosis ketiga dan keempat, minimal berjarak 12 bulan. Selain itu, sebelum pemberian imunisasi dosis keempat, anak harus dipastikan berusia minimal 18 bulan.
2. Untuk anak usia 13 - 59 bulan:
- Pemberian dosis pertama dan kedua, berjarak 4 minggu
- Pemberian dosis kedua dan ketiga, berjarak 6 bulan
- Pemberian dosis ketiga dan keempat, minimal berjarak 12 bulan
6. MR
Imunisasi untuk melindungi dari penyakit campak dan rubella. Diberikan pada usia 9 bulan dan 18 bulan. Bila anak belum atau terlambat mendapatkan imunisasi MR pada usia 9 dan 18 bulan, pemberian imunisasi ini dapat dilakukan sebelum anak berusia 59 bulan. PCV: Imunisasi PCV melindungi anak dari penyakit radang paru-paru. Pemberian imunisasi PCV bergantung pada usia anak, sebagai berikut:
- Usia < 12 bulan: diberikan sebanyak tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Bila anak belum pernah atau terlambat mendapatkan imunisasi pcv pada usia tersebut, maka bisa diberikan imunisasi kejar untuk pcv dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jarak pemberian antara imunisasi pertama dan kedua adalah 4 minggu
- Jarak pemberian antara imunisasi kedua dan ketiga adalah 8 minggu. Pemberian imunisasi PCV ketiga dapat diberikan pada anak usia 12 sampai usia 24 bulan
2. Usia 12 - kurang dari 24 bulan: pada kelompok usia ini, anak akan mendapatkan 2 kali imunisasi dengan ketentuan jarak antara pemberian imunisasi pertama dan kedua adalah 8 minggu (2 bulan).
- Usia > 24 bulan - kurang dari 59 bulan: bila anak berusia > 24 bulan dan belum pernah mendapatkan imunisasi PCV maka anak akan mendapatkan 1 kali imunisasi PCV yang dapat diberikan hingga anak berusia kurang dari 59 bulan.
7. Rotavirus
Imunisasi untuk mencegah anak dari penyakit diare berat pada anak-anak yang disebabkan oleh rotavirus, . Diberikan sebanyak 3 kali pada bayi usia 2, 3 , dan 4 bulan. Bila terlambat atau belum pernah mendapatkan imunisasi rotavirus, maka imunisasi ini hanya dapat dikejar dengan jarak pemberian antar vaksinnya 4 minggu hingga anak berusia 6 bulan saja.
Meskipun imunisasi kejar adalah solusi bagi anak yang terlambat imunisasi, imunisasi lengkap sesuai jadwal tetap yang terbaik. Untuk mencegah anak terlambat mendapatkan imunisasi sesuai usia, langkah-langkah berikut dapat dilakukan.
- Pantau dan patuhi jadwal imunisasi anak: Ikuti jadwal imunisasi rutin anak yang direkomendasikan pemerintah dan tenaga kesehatan. Orang tua dapat memeriksa dan membaca informasi terkait jadwal imunisasi anak dari Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Buku Pink yang diberikan melalui fasilitas kesehatan sejak kehamilan ibu.
- Simpan catatan imunisasi Anak: Setelah mendapatkan layanan imunisasi, tenaga kesehatan akan menuliskan tanggal pemberian imunisasi anak. Simpan catatan imunisasi anak (kartu imunisasi/buku KIA/sertifikat imunisasi anak) dengan baik untuk memastikan tidak ada dosis yang terlewat.
- Buat reminder/pengingat jadwal imunisasi: Tenaga kesehatan akan memberitahukan tanggal kunjungan imunisasi selanjutnya pada orang tua. Ayah Ibu dapat membuat penanda untuk pengingat jadwal imunisasi dibulan berikutnya dengan menggunakan berbagai macam cara misalnya:
- Stiker yang ditempelkan pada buku KIA/kartu imunisasi
- Memberikan tanggal pada kalender di meja kerja orang tua atau dinding rumah
- Memasang alarm atau pengingat tanggal kunjungan imunisasi pada telepon genggam orang tua, dan lain-lain
- Konsultasi dengan Dokter: Jika anak sakit atau memiliki kondisi khusus, konsultasikan dengan dokter untuk mengatur ulang jadwal imunisasi.
Imunisasi kejar adalah upaya yang dapat dilakukan untuk melengkapi dosis imunisasi yang terlewatkan pada anak. Agar tidak terlambat mendapatkan imunisasi tepat waktu sesuai usia anak, penting untuk mematuhi jadwal imunisasi, mengingat dan mencatat tanggal kunjungan imunisasi selanjutnya, dan berkonsultasi dengan dokter bila anak sakit atau memiliki kondisi khusus untuk menyesuaikan pemberian imunisasi.
Konsultasi gratis dengan ahlinya di WhatsApp Keluarga Berimun! Hubungi nomor 0821 4274 9707 atau klik link di bawah ini:
Referensi
- 1. Alo Dokter (2025)
- 2. Kementerian Kesehatan (2023)